Rabu, 29 Agustus 2012

PEMBINAAN USAHA KECIL


PEMBINAAN USAHA KECIL: UPAYA MEMBUMIKAN GOOD CORPORATE CITIZENSHIP TELKOM

Oleh: Lukman Abdurrahman 

Zoltan J. Acs dalam buku Enterpreneurship, Small & Medium-Sized Enterprises and the Macroeconomy (1999, hal.5) menyatakan: “Suatu penemuan yang menakjubkan adalah bahwa perusahaan dan wirausahawan kecil memainkan lebih banyak peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi daripada yang telah dikenal sebelumnya”.   Nampaknya, paradigma ini muncul seiring dengan pengalaman-pengalaman para pelaku ekonomi yang telah mengalami pahit getirnya sistem ekonomi yang bertumpu pada usaha-usaha raksasa saja.   Tak terkecuali Indonesia, betapa terpuruknya sistem ekonomi Indonesia ketika badai krisis moneter sekaligus krisis ekonomi melanda negeri ini.  Sistem ekonomi Indonesia yang selama itu lebih bertumpu pada sistem konglomerasi, ternyata rapuh manakala harus berhadapan dengan pengaruh global yang dahsyat itu.  Banyak perusahaan besar yang harus gulung tikar karena tidak mampu bermain dalam situasi turbulen, sebaliknya perusahaan-perusahaan kecil menengah masih dapat berdiri tegak di tengah terseok-seoknya sistem perekonomian negeri ini.
Sejalan dengan paradigma di atas, penumbuhkembangan usaha kecil menengah lambat laun menjadi perhatian penting pemerintah Republik Indonesia.  Dalam hal ini pemerintah menyisihkan sebagian dananya yang berasal dari laba sejumlah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) guna disalurkan kepada para pelaku bisnis tingkat kecil dan koperasi.   Saat ini, Telkom  sebagai salah satu BUMN unggulan memperoleh tugas untuk mengelola dana tersebut melalui unit Proyek Pembinaan Usaha Kecil PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (PPUK), yang selanjutnya menjadi unit Community Development Center (CDC).
Dari sudut misi perusahaan, keberadaan CDC merupakan salah satu perwujudan misi Good Corporate Citizenship (GCC) Telkom.  Misi yang diemban dalam GCC tersebut adalah “Terlibat secara aktif dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui berbagai aktivitas dalam bidang pendidikan, ekonomi maupun lingkungan”.  CDC akan banyak berperan dalam aktivitas ekonomi dan secara tidak langsung pada lingkungan.  Aktivitas ekonomi yang dikembangkan CDC akan menyasar kepada pemberdayaan ekonomi skala kecil, yang secara de facto, kelompok ini merupakan bagian terbesar dari masyarakat Indonesia namun mereka selalu terpinggirkan.   Adalah GCC yang makin menguatkan tekad CDC untuk terus maju memberdayakan saudara-saudara kita tersebut, setidaknya agar mereka tetap tegak berdiri dan mampu menahan proses marginalisasi yang terus menerpa.  Di sisi lain, CDC pun berharap banyak agar keberadaannya terus mendongkrak eksistensi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai perusahaan milik publik dalam arti sesungguhnya.  Maksudnya, Telkom dikenal dan “dimiliki” rakyat sehingga terbentuk citra jika berbicara telekomunikasi dan informasi, maka pikiran mereka akan tertuju kepada Telkom.  Hal ini penting dalam rangka mengantisipasi munculnya pemain-pemain baru jasa telekomunikasi,  Telkom tak perlu khawatir karena telah memiliki komunitas pelanggan yang “fanatik”.  

Konfigurasi Pengelolaan Usaha Kecil

Pada dasarnya kelompok usaha kecil yang akan menjadi binaan CDC adalah semua pengusaha yang tergolong masih kecil.  Namun dalam upaya efektivitas membumikan GCC, kelompok usaha kecil ini disegmentasi ke dalam dua golongan besar.  Yaitu para pengusaha kecil yang bisnisnya bertalian dengan core competency Telkom, seperti wartel atau warnet dan lain-lain serta pengusaha kecil yang bisnisnya di luar itu.  Mereka yang usahanya berkaitan erat dengan bisnis Telkom akan diprioritaskan guna memperoleh dua tujuan sekaligus.  Artinya, disamping CDC memberdayakan mereka, juga sekaligus menciptakan kelompok stake holders yang makin peduli dengan Telkom, sehingga nantinya kelompok ini selain usahanya makin mapan juga menjadi bagian komunitas pelanggan yang tetap loyal.Fungsi pembinaan yang diemban CDC tentu saja tidak terbatas pada penyaluran dana.  Lebih dari itu, usaha kecil tersebut perlu dibina agar dana yang telah tersalur dapat didayagunakan secara optimal untuk kemajuan para pengusaha sendiri.  Demikian pula, dana tersebut harus terus bergulir sehingga pemerataan kesempatan berusaha dapat menjangkau sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia.  Pola pembinaan yang dilakukan oleh CDC terhadap para pengusaha kecil pada dasarnya adalah pola bapak angkat – mitra binaan.  CDC akan menganalisis dan menseleksi kelompok usaha kecil yang layak mendapat kucuran kredit  modal kerja maupun investasi.  Selanjutnya jumlah kredit yang disalurkan akan disesuaikan dengan kapasitas usaha kecil itu sendiri. 
Dalam periode tertentu, kelompok usaha kecil tersebut akan memperoleh program pembinaan berupa pelatihan dan pendampingan.  Bentuk pelatihan akan dititikberatkan pada prinsip-prinsip manajemen pengelolaan usaha, mulai dari aliran hubungan dengan para pemasok/ hulu  sampai kepada pemasaran/ hilir.  Demikian pula aspek-aspek manajemen keuangan, kepegawaian, teknologi pendukung dan proses produksinya sendiri akan menjadi fokus pada pelatihan tersebut.  Untuk melengkapi hasil pelatihan yang berupa diskusi kelas, CDC akan menyiapkan program pendampingan dengan menyertakan para praktisi lain untuk ikut terlibat dalam pengelolaan usaha yang bersangkutan.  Para praktisi akan berasal dari mereka yang telah berhasil mengembangkan usahanya atau pun dari para pakar bisnis yang berlatar belakang akademis.
Selama program pendampingan/ pemagangan, kelompok usaha itu sekaligus akan diamati kemajuan usahanya.  Tolok ukur pengamatan akan ditujukan pada kemampuan para pengusaha dalam mengembangkan usahanya, baik dari sisi kesehatan keuangannya/ cash flow termasuk pengembalian kredit, kelancaran proses produksi menyangkut relasi terhadap pemasok dan pasar, maupun pola pengembangan usahanya.   Pada gilirannya berdasarkan pengamatan ini, CDC akan menseleksi sejumlah mitra binaan unggulan.  Para mitra binaan unggulan ini kemudian akan difasilitasi untuk menggodok dirinya dalam sebuah pusat inkubator bisnis CDC. Hasil pembinaan di inkubator diharapkan dapat menaikkan kelas para pengusaha kecil ke kelas pengusaha menengah, atau setidak-tidaknya menjadi pengusaha kecil yang patut diunggulkan.  Dalam hal ini CDC akan berperan mengantarkan mereka pindah kelas dengan  menyediakan fasilitas-fasilitas pendukungnya, seperti permodalan, konsep-konsep manajemen dan sebagainya.  Pada gambar di bawah ini konfigurasi umum interaksi CDC dengan mitra binaan merupakan siklus yang berkesinambungan.  Gambar kotak mewakili kelompok pengusaha kecil sebagai mitra binaan, sedangkan gambar oval mewakili sentuhan-sentuhan yang dilakukan CDC terhadap mereka.

Gambar:  Konfigurasi Interaksi CDC-Mitra binaan



















Pada prakteknya pembinaan usaha kecil secara terpadu akan ditangani oleh unit CDC yang pusatnya berada di Kantor Perusahaan Telkom Bandung dan perwakilannya berupa CDC yang tersebar di tujuh Divisi Regional (DIVRE) dan sejumlah Kandatel.  Unit CDC berfungsi merencanakan, merumuskan dan mengendalikan kebijakan-kebijakan baik strategis maupun operasional.  Sedangkan pelaksanaan operasionalnya didelegasikan kepada para CDC DIVRE dan Kandatel.  Oleh karena itu, pengelolaan mitra binaan dilakukan secara berjenjang.  Artinya, sebagai ujung tombak yang berhubungan dengan mitra adalah CDC di Kandatel/ setingkat.  Sedangkan CDC DIVRE mengkoordinasikan seluruh CDC Kandatel dan merupakan kepanjangan tangan dari Unit CDC. 

Program-program Pembinaan Usaha Kecil
Pelatihan dan Pendampingan

Pelatihan merupakan program awal dalam pembinaan mitra binaan CDC paska penyaluran kredit. Tujuan pelatihan adalah sebagai upaya pengembangan sistem bisnis mitra binaan dalam rangka menciptakan pola kemitraan yang saling menguntungkan. Maksudnya, CDC sebagai penyalur dana tidak ragu mendistribusikan kreditnya karena ditopang oleh mitra binaan yang handal.  Demikian pula, mitra binaan tidak boleh puas hanya dengan memperoleh modal tambahan, namun mereka dituntut pula untuk meningkatkan kualitas bahkan kuantitas bisnisnya.
Pelatihan yang akan diselenggarakan tidak hanya terbatas di dalam ruangan, namun pula akan dilanjutkan dengan program pendampingan/ pemagangan.  Program ini akan berupa penyediaan ahli-ahli maupun para praktisi bisnis yang dikoordinasikan oleh CDC bagi mitra binaan yang layak memperolehnya.  Para ahli tersebut akan membina secara langsung di lapangan bagaimana mengelola bisnis modern yang bertumpu pada sistem manajemen yang sehat, berorientasi kebutuhan pasar dan siap bersaing. 

Pusat Inkubator Bisnis (PIB)

Pengembangan Pusat Inkubator Bisnis CDC merupakan kelanjutan dari program pelatihan dan pendampingan sebelumnya.  Dalam hal ini, program pelatihan dan pendampingan merupakan proses seleksi terhadap mitra binaan yang terlihat potensial untuk berkembang.  Berdasarkan hasil-hasil seleksi ini, dapat ditentukan  mitra binaan yang dinyatakan unggul untuk selanjutnya akan memperoleh pembinaan intensif melalui PIB CDC.
PIB merupakan sarana yang memfasilitasi mitra binaan untuk memacu seluruh potensi yang dimilikinya sehingga mereka dapat pindah “kelas” dari pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah atau menjadi pengusaha kecil yang makin mapan. Di PIB, para pengusaha kecil akan dipertemukan guna saling tukar informasi dan berbagi pengalaman yang berkaitan, kasus per kasus.  Kegiatan ini harus dilengkapi pula dengan perangkat audio visual, jaringan internet, jaringan teleconference, perpustakaan dan lain-lain yang diharapkan makin memfasilitasi dan memperkaya wawasan para pengusaha.  Selain itu, pusat inkubator juga harus menyediakan para pakar di bidangnya guna memandu para pengusaha menemukan jiwa entrepreneurship-nya.  Jadwal kegiatan akan disesuaikan dengan kebutuhan, artinya jika mitra binaan unggul telah terpilih maka kegiatan-kegiatan di PIB dapat dilaksanakan.
Pembinaan di PIB harus bersifat terbuka dan berjangka waktu, yaitu penggabungan antara praktek lapangan dan kajian-kajian kasus per kasus di ruangan secara ilmiah dalam waktu tertentu.  Dengan cara ini, diharapkan kesenjangan antara realita dengan konsep-konsep bisnis dapat diperkecil, begitu pula jembatan antara para pakar bisnis dengan para praktisi akan selalu tersambung.  Dengan kata lain konsep link and match dapat terwujud sebagai sesuatu yang realistis.
Klasifikasi pembinaan di PIB terdiri dari tiga kategori:
a.       Pembinaan usaha kecil unggul sebagai hasil pemilihan pada program pelatihan dan pendampingan.
b.      Pembinaan usaha kecil unggul yang lahan bisnisnya pada industri telekomunikasi dan informasi.
c.       Pembinaan tenaga-tenaga muda, khususnya para sarjana yang baru lulus, yang berminat dalam menjalankan wirausaha.

Pembangunan Pusat Informasi

Guna memelihara komunikasi antara CDC dan mitra binaan serta sesama mereka, pusat sistem informasi merupakan suatu alternatif yang perlu dikembangkan. Sistem informasi ini dapat pula berfungsi sebagai jembatan sosialisasi pembinaan usaha kecil. Keberadaan pusat informasi lebih logis jika dikelola oleh CDC sebagai pusat koordinasi dengan kontribusi data dan informasi dari semua mitra binaan dan CDC Divre/ Kandatel. 
Wujud pusat informasi CDC berupa:
a.       Database mitra binaan yang meliputi: data perusahaan, jenis bisnis, produk-produk yang dihasilkan, delivery systems dan lain-lain yang dikemas dalam situs CDC, yaitu www.puktel.com.
b.      Buletin usaha kecil yang berisi informasi seputar Usaha Kecil Menengah (UKM)/ Small and Medium-sized Enterprises (SME) baik di dalam negeri, regional ASEAN maupun internasional yang juga dikemas di situs www.puktel.com. 
c.       Fasilitas konsultasi dengan para pakar usaha kecil menengah (e-clinic).
d.      Fasilitas e-commerce yang memungkinkan terjadi saling pertukaran transaksi di antara mitra bisnis (B2B commerce) dan mitra bisnis dengan pelanggannya (B2C commerce), juga harus dikemas di www.puktel.com.
Sistem informasi manajemen CDC juga harus meliputi sistem informasi internal CDC Pusat- Daerah untuk mengelola informasi keuangan, yang kemudian disingkat dengan SIMPUK.  Di dalam SIMPUK harus tersaji laporan penyaluran dan pengembalian  dana, baik per mitra binaan, per DIVRE, per KANDATEL, per jenis usaha maupun per propinsi.  Secara singkat SIMPUK dibuat untuk mengelola sistem informasi administrasi keuangan, sedangkan situs www.puktel.com dimaksudkan untuk memfasilitasi informasi publik.

Penciptaan Komunitas Pengusaha Kecil Terpadu

Sasaran jangka panjang CDC adalah terbentuknya komunitas pengusaha kecil sebagai bagian dari pilar-pilar perekonomian Indonesia, khususnya memperkuat peran Telkom dalam mengembangkan perekonimian masyarakat bawah.  Secara bersama-sama mereka diharapkan menjadi andalan masyarakat untuk memperkokoh struktur sistem usaha yang pada gilirannya dapat melahirkan kesempatan dan penciptaan lapangan kerja baru.  Dari komunitas ini juga diharapkan tercipta kelompok pelanggan Telkom yang loyal.
Masyarakat pengusaha kecil menengah hasil pembinaan CDC secara maya maupun nyata harus diikat sehingga membentuk komunitas tersendiri, tentunya tidak dalam arti menciptakan eksklusivitas.  Penciptaan komunitas ini semata-mata untuk memudahkan semua pihak (mitra binaan, CDC, pemerintah dll.) dalam melakukan koordinasi guna tujuan-tujuan lebih jauh, yaitu memelihara bahkan meningkatkan keberadaan komunitas ini sebagai pendukung penciptaan kesejahteraan masyarakat lebih luas.   Secara maya atau virtual, mereka harus difasilitasi oleh sistem informasi manajemen sehingga interaksi di antara mereka dapat berjalan lebih intensif.   Transaksi-transaksi antara mereka (B2B commerce) maupun antar mereka dengan para pelanggannya (B2C commerce) diharapkan akan berjalan dengan baik sehingga dapat mengangkat perputaran roda perekonomian lebih lancar lagi.  Demikian pula, proses pembinaan melalui e-learning maupun e-clinics akan berjalan baik.
Secara nyata atau real, para mitra binaan diharapkan dapat mempererat hubungan antar mereka dengan selalu menjalankan pola-pola pembinaan internal.  Pola pembinaan dapat mengikuti pola-pola yang telah dikembangkan oleh CDC, sehingga mitra binaan yang telah kuat dapat menyumbangkan pengalamannya kepada mereka yang masih lemah berupa kesempatan magang, bantuan pemasaran produk dan sebagainya.  Secara ideal, interaksi yang makin kuat di antara mereka dapat melahirkan pengusaha-pengusaha baru, baik dalam rangka melebarkan sayap usaha-usaha yang telah ada maupun dalam penciptaan usaha-usaha baru.

Kesimpulan
Keberadaan Community Development Centre (CDC) merupakan wujud nyata PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk menjangkau masyarakat Indonesia secara lebih luas, khususnya masyarakat lapis bawah.  Dari sisi misi perusahaan, proyek ini merupakan salah satu representasi misi Good Corporate Citizenship, yaitu “terlibat secara aktif dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui berbagai aktivitas dalam bidang pendidikan, ekonomi maupun lingkungan”. 
Upaya CDC dalam memberdayakan para pengusaha kecil mempunyai dua tujuan sekaligus.  Tujuan pertama adalah mengangkat kelompok masyarakat terbesar Indonesia itu mampu bertahan dari proses marginalisasi, malahan nantinya diharapkan menjadi kelompok baru pilar-pilar ekonomi Indonesia.  Tujuan kedua adalah membumikan misi GCC Telkom, sehingga Telkom sebagai perusahaan publik menjadi bagian kebutuhan  masyarakat akan keberadaannya.  Pada gilirannya, Telkom akan tetap eksis sebagai perusahaan yang kompeten di bidangnya walaupun bermunculan operator-operator baru jasa telekomunikasi.
Pola pembinaan CDC dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pemilihan mitra binaan untuk memperoleh kredit, penyaluran kredit dan sebagainya.  Adapun pembinaannya sendiri, paska penyaluran dana, terdiri dari pelatihan, pendampingan, pemagangan, inkubator bisnis dan pengembangan sistem informasi.  Melalui tahapan pembinaan demikian diharapkan terbentuk komunitas pengusaha kecil, khususnya binaan Telkom yang akan makin mengokohkan keberadaan mereka sebagai salah satu penyangga perekonomian nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar