PEMBINAAN
USAHA KECIL: UPAYA MEMBUMIKAN GOOD
CORPORATE CITIZENSHIP TELKOM
Oleh: Lukman Abdurrahman
Zoltan J. Acs dalam buku Enterpreneurship, Small &
Medium-Sized Enterprises and the Macroeconomy (1999, hal.5) menyatakan: “Suatu
penemuan yang menakjubkan adalah bahwa perusahaan dan wirausahawan kecil
memainkan lebih banyak peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi daripada yang
telah dikenal sebelumnya”. Nampaknya,
paradigma ini muncul seiring dengan pengalaman-pengalaman para pelaku ekonomi
yang telah mengalami pahit getirnya sistem ekonomi yang bertumpu pada
usaha-usaha raksasa saja. Tak
terkecuali Indonesia , betapa
terpuruknya sistem ekonomi Indonesia
ketika badai krisis moneter sekaligus krisis ekonomi melanda negeri ini. Sistem ekonomi Indonesia yang selama itu lebih
bertumpu pada sistem konglomerasi, ternyata rapuh manakala harus berhadapan
dengan pengaruh global yang dahsyat itu.
Banyak perusahaan besar yang harus gulung tikar karena tidak mampu
bermain dalam situasi turbulen, sebaliknya perusahaan-perusahaan kecil menengah
masih dapat berdiri tegak di tengah terseok-seoknya sistem perekonomian negeri
ini.
Sejalan dengan paradigma di atas, penumbuhkembangan
usaha kecil menengah lambat laun menjadi perhatian penting pemerintah Republik Indonesia . Dalam hal ini pemerintah menyisihkan sebagian
dananya yang berasal dari laba sejumlah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) guna
disalurkan kepada para pelaku bisnis tingkat kecil dan koperasi. Saat ini, Telkom sebagai salah satu BUMN unggulan memperoleh
tugas untuk mengelola dana tersebut melalui unit Proyek Pembinaan Usaha Kecil
PT Telekomunikasi Indonesia ,
Tbk (PPUK), yang selanjutnya menjadi unit Community
Development Center (CDC).
Dari sudut misi perusahaan, keberadaan CDC merupakan
salah satu perwujudan misi Good Corporate
Citizenship (GCC) Telkom. Misi yang
diemban dalam GCC tersebut adalah “Terlibat secara aktif dalam upaya
pemberdayaan masyarakat melalui berbagai aktivitas dalam bidang pendidikan,
ekonomi maupun lingkungan”. CDC akan
banyak berperan dalam aktivitas ekonomi dan secara tidak langsung pada
lingkungan. Aktivitas ekonomi yang
dikembangkan CDC akan menyasar kepada pemberdayaan ekonomi skala kecil, yang
secara de facto, kelompok ini
merupakan bagian terbesar dari masyarakat Indonesia namun mereka selalu
terpinggirkan. Adalah GCC yang makin
menguatkan tekad CDC untuk terus maju memberdayakan saudara-saudara kita
tersebut, setidaknya agar mereka tetap tegak berdiri dan mampu menahan proses
marginalisasi yang terus menerpa. Di
sisi lain, CDC pun berharap banyak agar keberadaannya terus mendongkrak
eksistensi PT Telekomunikasi Indonesia ,
Tbk sebagai perusahaan milik publik dalam arti sesungguhnya. Maksudnya,
Telkom dikenal dan “dimiliki” rakyat sehingga terbentuk citra jika berbicara
telekomunikasi dan informasi, maka pikiran mereka akan tertuju kepada
Telkom. Hal ini penting dalam rangka
mengantisipasi munculnya pemain-pemain baru jasa telekomunikasi, Telkom tak perlu khawatir karena telah
memiliki komunitas pelanggan yang “fanatik”.
Pada dasarnya kelompok usaha kecil yang akan menjadi binaan CDC adalah semua pengusaha yang tergolong masih kecil. Namun dalam upaya efektivitas membumikan GCC, kelompok usaha kecil ini disegmentasi ke dalam dua golongan besar. Yaitu para pengusaha kecil yang bisnisnya bertalian dengan core competency Telkom, seperti wartel atau warnet dan lain-lain serta pengusaha kecil yang bisnisnya di luar itu. Mereka yang usahanya berkaitan erat dengan bisnis Telkom akan diprioritaskan guna memperoleh dua tujuan sekaligus. Artinya, disamping CDC memberdayakan mereka, juga sekaligus menciptakan kelompok stake holders yang makin peduli dengan Telkom, sehingga nantinya kelompok ini selain usahanya makin mapan juga menjadi bagian komunitas pelanggan yang tetap loyal.Fungsi pembinaan yang diemban CDC tentu saja tidak terbatas pada penyaluran dana. Lebih dari itu, usaha kecil tersebut perlu dibina agar dana yang telah tersalur dapat didayagunakan secara optimal untuk kemajuan para pengusaha sendiri. Demikian pula, dana tersebut harus terus bergulir sehingga pemerataan kesempatan berusaha dapat menjangkau sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia. Pola pembinaan yang dilakukan oleh CDC terhadap para pengusaha kecil pada dasarnya adalah pola bapak angkat – mitra binaan. CDC akan menganalisis dan menseleksi kelompok usaha kecil yang layak mendapat kucuran kredit modal kerja maupun investasi. Selanjutnya jumlah kredit yang disalurkan akan disesuaikan dengan kapasitas usaha kecil itu sendiri.
Dalam periode
tertentu, kelompok usaha kecil tersebut akan memperoleh program pembinaan
berupa pelatihan dan pendampingan.
Bentuk pelatihan akan dititikberatkan pada prinsip-prinsip manajemen
pengelolaan usaha, mulai dari aliran hubungan dengan para pemasok/ hulu sampai kepada pemasaran/ hilir. Demikian pula aspek-aspek manajemen keuangan,
kepegawaian, teknologi pendukung dan proses produksinya sendiri akan menjadi
fokus pada pelatihan tersebut. Untuk
melengkapi hasil pelatihan yang berupa diskusi kelas, CDC akan menyiapkan
program pendampingan dengan menyertakan para praktisi lain untuk ikut terlibat
dalam pengelolaan usaha yang bersangkutan.
Para praktisi akan berasal dari mereka yang telah berhasil mengembangkan
usahanya atau pun dari para pakar bisnis yang berlatar belakang akademis.
Selama
program pendampingan/ pemagangan, kelompok usaha itu sekaligus akan diamati
kemajuan usahanya. Tolok ukur pengamatan
akan ditujukan pada kemampuan para pengusaha dalam mengembangkan usahanya, baik
dari sisi kesehatan keuangannya/ cash
flow termasuk pengembalian kredit, kelancaran proses produksi menyangkut
relasi terhadap pemasok dan pasar, maupun pola pengembangan usahanya. Pada gilirannya berdasarkan pengamatan ini, CDC
akan menseleksi sejumlah mitra binaan unggulan.
Para mitra binaan unggulan ini kemudian akan difasilitasi untuk
menggodok dirinya dalam sebuah pusat inkubator bisnis CDC. Hasil pembinaan di
inkubator diharapkan dapat menaikkan kelas para pengusaha kecil ke kelas
pengusaha menengah, atau setidak-tidaknya menjadi pengusaha kecil yang patut
diunggulkan. Dalam hal ini CDC akan
berperan mengantarkan mereka pindah kelas dengan menyediakan fasilitas-fasilitas pendukungnya,
seperti permodalan, konsep-konsep manajemen dan sebagainya. Pada gambar di bawah ini konfigurasi umum
interaksi CDC dengan mitra binaan merupakan siklus yang berkesinambungan. Gambar kotak mewakili kelompok pengusaha
kecil sebagai mitra binaan, sedangkan gambar oval mewakili sentuhan-sentuhan
yang dilakukan CDC terhadap mereka.
Gambar:
Konfigurasi Interaksi CDC-Mitra binaan
Pada prakteknya pembinaan usaha kecil secara terpadu
akan ditangani oleh unit CDC yang pusatnya berada di Kantor Perusahaan Telkom
Bandung dan perwakilannya berupa CDC yang tersebar di tujuh Divisi Regional
(DIVRE) dan sejumlah Kandatel. Unit CDC berfungsi merencanakan,
merumuskan dan mengendalikan kebijakan-kebijakan baik strategis maupun
operasional. Sedangkan pelaksanaan
operasionalnya didelegasikan kepada para CDC DIVRE dan Kandatel. Oleh karena itu, pengelolaan mitra binaan
dilakukan secara berjenjang. Artinya,
sebagai ujung tombak yang berhubungan dengan mitra adalah CDC di Kandatel/
setingkat. Sedangkan CDC DIVRE
mengkoordinasikan seluruh CDC Kandatel dan merupakan kepanjangan tangan dari
Unit CDC.
Program-program
Pembinaan Usaha Kecil
Pelatihan dan Pendampingan
Pelatihan
merupakan program awal dalam pembinaan mitra binaan CDC paska penyaluran
kredit. Tujuan pelatihan adalah sebagai upaya pengembangan sistem bisnis mitra
binaan dalam rangka menciptakan pola kemitraan yang saling menguntungkan.
Maksudnya, CDC sebagai penyalur dana tidak ragu mendistribusikan kreditnya
karena ditopang oleh mitra binaan yang handal.
Demikian pula, mitra binaan tidak boleh puas hanya dengan memperoleh
modal tambahan, namun mereka dituntut pula untuk meningkatkan kualitas bahkan
kuantitas bisnisnya.
Pelatihan
yang akan diselenggarakan tidak hanya terbatas di dalam ruangan, namun pula
akan dilanjutkan dengan program pendampingan/ pemagangan. Program ini akan berupa penyediaan ahli-ahli
maupun para praktisi bisnis yang dikoordinasikan oleh CDC bagi mitra binaan
yang layak memperolehnya. Para ahli
tersebut akan membina secara langsung di lapangan bagaimana mengelola bisnis
modern yang bertumpu pada sistem manajemen yang sehat, berorientasi kebutuhan
pasar dan siap bersaing.
Pusat Inkubator Bisnis (PIB)
Pengembangan Pusat Inkubator Bisnis CDC merupakan
kelanjutan dari program pelatihan dan pendampingan sebelumnya. Dalam hal ini, program pelatihan dan
pendampingan merupakan proses seleksi terhadap mitra binaan yang terlihat
potensial untuk berkembang. Berdasarkan
hasil-hasil seleksi ini, dapat ditentukan
mitra binaan yang dinyatakan unggul untuk selanjutnya akan memperoleh
pembinaan intensif melalui PIB CDC.
PIB merupakan sarana yang memfasilitasi mitra binaan
untuk memacu seluruh potensi yang dimilikinya sehingga mereka dapat pindah
“kelas” dari pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah atau menjadi pengusaha
kecil yang makin mapan. Di PIB, para pengusaha kecil akan dipertemukan guna
saling tukar informasi dan berbagi pengalaman yang berkaitan, kasus per
kasus. Kegiatan ini harus dilengkapi
pula dengan perangkat audio visual, jaringan internet, jaringan teleconference, perpustakaan dan
lain-lain yang diharapkan makin memfasilitasi dan memperkaya wawasan para
pengusaha. Selain itu, pusat inkubator
juga harus menyediakan para pakar di bidangnya guna memandu para pengusaha
menemukan jiwa entrepreneurship-nya. Jadwal kegiatan akan disesuaikan dengan
kebutuhan, artinya jika mitra binaan unggul telah terpilih maka
kegiatan-kegiatan di PIB dapat dilaksanakan.
Pembinaan di PIB harus bersifat terbuka dan
berjangka waktu, yaitu penggabungan antara praktek lapangan dan kajian-kajian
kasus per kasus di ruangan secara ilmiah dalam waktu tertentu. Dengan cara ini, diharapkan kesenjangan
antara realita dengan konsep-konsep bisnis dapat diperkecil, begitu pula
jembatan antara para pakar bisnis dengan para praktisi akan selalu
tersambung. Dengan kata lain konsep link and match dapat terwujud sebagai
sesuatu yang realistis.
Klasifikasi
pembinaan di PIB terdiri dari tiga kategori:
a.
Pembinaan
usaha kecil unggul sebagai hasil pemilihan pada program pelatihan dan
pendampingan.
b.
Pembinaan
usaha kecil unggul yang lahan bisnisnya pada industri telekomunikasi dan
informasi.
c.
Pembinaan
tenaga-tenaga muda, khususnya para sarjana yang baru lulus, yang berminat dalam
menjalankan wirausaha.
Pembangunan Pusat Informasi
Guna
memelihara komunikasi antara CDC dan mitra binaan serta sesama mereka, pusat
sistem informasi merupakan suatu alternatif yang perlu dikembangkan. Sistem
informasi ini dapat pula berfungsi sebagai jembatan sosialisasi pembinaan usaha
kecil. Keberadaan pusat informasi lebih logis jika dikelola oleh CDC sebagai
pusat koordinasi dengan kontribusi data dan informasi dari semua mitra binaan
dan CDC Divre/ Kandatel.
Wujud pusat informasi CDC
berupa:
a.
Database mitra binaan yang
meliputi: data perusahaan, jenis bisnis, produk-produk yang dihasilkan, delivery systems dan lain-lain yang
dikemas dalam situs CDC, yaitu www.puktel.com.
b.
Buletin usaha kecil yang berisi
informasi seputar Usaha Kecil Menengah (UKM)/ Small and Medium-sized Enterprises (SME) baik di dalam negeri, regional ASEAN maupun internasional yang
juga dikemas di situs www.puktel.com.
c.
Fasilitas konsultasi dengan
para pakar usaha kecil menengah (e-clinic).
d.
Fasilitas e-commerce yang memungkinkan terjadi saling pertukaran transaksi di
antara mitra bisnis (B2B commerce)
dan mitra bisnis dengan pelanggannya (B2C
commerce), juga harus dikemas di www.puktel.com.
Sistem
informasi manajemen CDC juga harus meliputi sistem informasi internal CDC
Pusat- Daerah untuk mengelola informasi keuangan, yang kemudian disingkat
dengan SIMPUK. Di dalam SIMPUK harus
tersaji laporan penyaluran dan pengembalian
dana, baik per mitra binaan, per DIVRE, per KANDATEL, per jenis usaha
maupun per propinsi. Secara singkat SIMPUK dibuat untuk
mengelola sistem informasi administrasi keuangan, sedangkan situs www.puktel.com
dimaksudkan untuk memfasilitasi informasi publik.
Penciptaan Komunitas Pengusaha Kecil Terpadu
Sasaran jangka panjang CDC adalah terbentuknya
komunitas pengusaha kecil sebagai bagian dari pilar-pilar perekonomian Indonesia ,
khususnya memperkuat peran Telkom dalam mengembangkan perekonimian masyarakat
bawah. Secara bersama-sama mereka
diharapkan menjadi andalan masyarakat untuk memperkokoh struktur sistem usaha
yang pada gilirannya dapat melahirkan kesempatan dan penciptaan lapangan kerja
baru. Dari komunitas ini juga diharapkan
tercipta kelompok pelanggan Telkom yang loyal.
Masyarakat pengusaha kecil menengah hasil pembinaan CDC
secara maya maupun nyata harus diikat sehingga membentuk komunitas tersendiri,
tentunya tidak dalam arti menciptakan eksklusivitas. Penciptaan komunitas ini semata-mata untuk
memudahkan semua pihak (mitra binaan, CDC, pemerintah dll.) dalam melakukan
koordinasi guna tujuan-tujuan lebih jauh, yaitu memelihara bahkan meningkatkan
keberadaan komunitas ini sebagai pendukung penciptaan kesejahteraan masyarakat
lebih luas. Secara maya atau virtual,
mereka harus difasilitasi oleh sistem informasi manajemen sehingga interaksi di
antara mereka dapat berjalan lebih intensif.
Transaksi-transaksi antara mereka (B2B
commerce) maupun antar mereka dengan para pelanggannya (B2C commerce) diharapkan akan berjalan
dengan baik sehingga dapat mengangkat perputaran roda perekonomian lebih lancar
lagi. Demikian pula, proses pembinaan
melalui e-learning maupun e-clinics akan berjalan baik.
Secara nyata atau real, para mitra binaan diharapkan
dapat mempererat hubungan antar mereka dengan selalu menjalankan pola-pola
pembinaan internal. Pola pembinaan dapat
mengikuti pola-pola yang telah dikembangkan oleh CDC, sehingga mitra binaan
yang telah kuat dapat menyumbangkan pengalamannya kepada mereka yang masih
lemah berupa kesempatan magang, bantuan pemasaran produk dan sebagainya. Secara ideal, interaksi yang makin kuat di
antara mereka dapat melahirkan pengusaha-pengusaha baru, baik dalam rangka
melebarkan sayap usaha-usaha yang telah ada maupun dalam penciptaan usaha-usaha
baru.
Kesimpulan
Keberadaan Community Development Centre (CDC) merupakan
wujud nyata PT Telekomunikasi Indonesia ,
Tbk menjangkau masyarakat Indonesia
secara lebih luas, khususnya masyarakat lapis bawah. Dari sisi misi perusahaan, proyek ini
merupakan salah satu representasi misi Good Corporate Citizenship, yaitu
“terlibat secara aktif dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui berbagai
aktivitas dalam bidang pendidikan, ekonomi maupun lingkungan”.
Upaya CDC dalam memberdayakan para pengusaha kecil
mempunyai dua tujuan sekaligus. Tujuan
pertama adalah mengangkat kelompok masyarakat terbesar Indonesia itu mampu bertahan dari proses
marginalisasi, malahan nantinya diharapkan menjadi kelompok baru pilar-pilar
ekonomi Indonesia . Tujuan kedua adalah membumikan misi GCC
Telkom, sehingga Telkom sebagai perusahaan publik menjadi bagian kebutuhan masyarakat akan keberadaannya. Pada gilirannya, Telkom akan tetap eksis
sebagai perusahaan yang kompeten di bidangnya walaupun bermunculan
operator-operator baru jasa telekomunikasi.
Pola pembinaan CDC dilakukan secara bertahap, yaitu
tahap pemilihan mitra binaan untuk memperoleh kredit, penyaluran kredit dan
sebagainya. Adapun pembinaannya sendiri,
paska penyaluran dana, terdiri dari pelatihan, pendampingan, pemagangan,
inkubator bisnis dan pengembangan sistem informasi. Melalui tahapan pembinaan demikian diharapkan
terbentuk komunitas pengusaha kecil, khususnya binaan Telkom yang akan makin
mengokohkan keberadaan mereka sebagai salah satu penyangga perekonomian
nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar